Suoh Mikoto (Homra)

White Snow


Saat memasuki halaman apartemen, aku berpapasan dengan seorang cowo yang keren. Eh?! Dia tersenyum?! Dia melihatku dan tersenyum?! Padahal aku tidak mengenalnya.
“Uwaaa!! Yuki!! Cepat sekali. Aku baru mau menjemputmu di stasiun” sahut kakakku yang keluar dari pintu apartemen.
Dia keluar dari apartemen ini?! Apakah dia tinggal disini?!
“Yosh!! Kak Ichi, aku akan berjuang untuk ujian besok!!” ujarku sambil mengepalkan tangan.
“Yuki... Anu... Sepertinya kakak tidak bisa menjagamu. Kakak sibuk sekali..”
“Tenang saja!! Aku kan ingin belajar mandiri”
Banyak hal yang kuinginkan kalau sudah masuk SMA. Handphone, kebebasan dan masih banyak lagi. Tapi, yang paling kuinginkan adalah pacar yang keren. Seperti cerita dalam komik dan drama. Kehidupan SMA yang mendebarkan.
Kemudian Kak Ichi mengantarku ke SMA Haruka di Tokyo untuk menghadapi ujian masuk sekolah. Tuhan... Ini adlah permintaanku satu-satunya, kumohon berikanlah aku kesempatan untuk merubah kehidupanku.
“Letakkan pen kalian” kata pengawas ujian.
Tiga hari kemudian aku menerima surat dari SMA Haruka, aku berhasil lulus ujian masuk. Dengan semangat aku mengepak bajuku dari dalam lemari. Rumahku berada di Osaka, aku akan tinggal bersama kakakku di apartemennya di Tokyo. Ibu dan Ayahku mengantar sampai stasiun. Di perjalanan kereta aku merasa berdebar-debar.
Untuk kedua kalinya aku memasuki halaman apartemen kakakku. Mulai saat ini aku akan tinggal di apartemen. Dulu dengan helm putih dan sepeda motor, aku kesekolah, dan perlu waktu 30 menit. Karena sekolah khusus perempuan, tentu saja yang kutemui hanya perempuan. Jam malam diberikan ayahku adalah jam 5 untuk paling lama sampai dirumah. Dan jam 9 paling lama untuk menonton televisi. Akhirnya kehidupanku seperti itu berakhir!!
Sebelum ujian aku benar-benar berusaha belajar sampai larut malam. Untung hasilnya memuaskan. Yang kutunggu-tunggu adalah kehidupan SMA yang mendebarkan!! Gak usah pakai helm, jadi rambutku bisa aku model-model. Dengan naik kereta Cuma perlu waktu 10 menit, jadi aku bisa mandi dengan santai!! Semoga aku bisa bertemu cowo keren di kereta. Karena gak ada Ayah yang mengawasiku, aku juga bisa nonton sampai malam!! Dengan riang aku menari-nari didepan pintu masuk apartemen. “Asyik!!” celotehku sendiri.
“Selamat ya atas keberhasilanmu!!”
Eh!? Siapa!?
“Ah... Anu...”
Di.. Dia yang waktu itu!? Ada apa ini!? Kenapa dia tahu tentang kelulusanku!?
“Maaf, tapi kamu menghalangi jalanku kalau menari disitu!!”
“!!! Si.. Silahkan... Maafkan saya..”
Apa sih yang kulakukan, memalukan sekali!! Ternyata Cuma karena tarianku yang menghalanginya.
“Kenapa tidak masuk!? Bukankah Ichi sudah menunggumu!?”
‘Ichi’ itu jangan-jangan Kak Ichi!?
Kuikuti langkahnya, dengan santainya ia masuk kedalam apartemen nomor 203, ruang ini kan yang di sewa kakakku.
“Ichi, aku sudah beli teh dan susu yogurt tuh. Bukannya kamu tidak suka susu yogurt?”
“Terima kasih, ini adalah kesukaan Yuki” kata kakak dengan akrabnya.
“Itu dia, aku bertemu dengannya di depan apartemen. Mungkin dia masih takut dengan lingkungan baru” ujar cowo itu sambil menunjukku yang sedang kebingungan.
“Yuki, cepat sekali!! Kalau kamu menelpon pasti akan kakak jemput di stasiun”
“Anu... Kak Ichi... Orang itu..? Teman kakak?” tanyaku.
“........” kak ichi terdiam.
“Jangan-jangan kamu belum memberitahu tentangku?!” kata cowo itu.
“Ha ha ha.. Yuki, kenalkan dia adalah Yashiro Tanaka. Sekarang dia akan tinggal bersama Yuki disini..”
“EEEHHH!!?? Ke.. Kenapa?!”
“Kakak tidak menyangka kalau Yuki akan lolos tes masuk, makannya jauh hari sebelum Yuki ujian kamar kakak, kakak berikan padanya. Sebenarnya Daria, Istri kakak sedang hamil. Um... Yashiro adalah adik Daria yang sedang tinggal dengan Daria. Tapi karena setiap malam kakak cemas dengan kondisi Daria yang mudah lelah kakak tukeran kamar dengan Yashiro”
“Tu.. Tukeran?!”
“Ya, didalam satu ruang apartemen kan ada 2 kamar kosong, jadi kamu bisa mempunyai kamar masing-masing. Lagi pula tempat kakak dan Daria tinggal satu apartemen denganmu, kami ada dikamar atas, tepat di atas ruanganmu ini”
“Ta.. tapi kak...”
“Kumohon Yuki!! Mengertilah.. Yashiro anak yang baik kok, dia tidak akan macam-macam. Kakak pindah kesini juga agar bisa tinggal dengan Daria. Tenang saja, biaya kamarmu kakak yang tanggung, jadi uang bulanan untuk biaya sewa apartemen bisa kamu pakai untuk beli handphone. Oh iya, kamarmu juga ada kuncinya, jadi kamu bisa melakukan sesukamu dikamar. Ha.. ha.. ha..” kata kakak panjang lebar. Keringat kakak membasahi lehernya. Tawanya terdengar canggung, Kak Ichi gugup. Akan tetapi dia terus berusaha meyakinkanku tinggal dengan adik Daria-san.
“Mana mungkin aku bisa tinggal dengan orang yang tidak kukenal?!” bentakku.
“Bukankah Yuki sendiri ingin keluar dari rumah!? Jam malam dirumah adalah jam 5. Kalau kamu naik Shinkansen ke Osaka sepulang sekolah kamu gak akan bisa main sama sekali lho! Osaka kan jauh dari Tokyo. Butuh waktu 2 jam. Lebih baik tinggal disini..”
Aku tidak tahu Daria-san punya adik. Kenapa jadi seperti ini!? Padahal aku hanya ingin memiliki masa SMA yang menyenangkan... Yang kudambakan.. Malamnya, aku membaca majalah. Kubuka  halaman remaja. Rasanya iri melihat foto-foto di majalah tersebut, foto pasangan-pasangan yang mesra.
“Hei!!”
Deg!! Aku terkejut mendengar suaranya. Aku pun menoleh dari asal suaranya. “Apa?!” tanyaku. Aduh! Aku lupa mengunci pintunya!!
“Sampai kapan kamu mau sembunyi di kamar!? Ichi sudah pulang lho!!” katanya.
Kak Ichi!! Teganya!! Jadi mulai saat ini aku harus tinggal berdua dengan cowo ini!? Bukankah gawat sekali!?
“Anu...”
“Jangan mendekat!! Akan kulaporkan Kak Ichi kalau kau berbuat macam-amcam” teriakku panik.
“Terserah kamu mau mikir apa. Dasar otak mesum! Tapi aku juga punya standar cewe tau!!” balasnya dengan kesal.
“Standar cewe? Eh!? Apa kamu bilang? Otak mesum?! Enak saja!! Aku.. Aku..”
Lalu dia tertawa. Rasanya wajahku memerah, malu sekali. Kak Ichi!! Tolong aku!! Hiks*
“Tadinya mau membicarakan masalah tadi. Tapi sudah saatnya aku harus pergi kerja. Oh iya, kamu sudah mendapatkan kunci?!”
“Kunci kamar sudah, tapi kunci pintu depan belum”
“Ini..” katanya melempar kunci. “Aku kerja dimalam hari. Jadi kalau ada apa-apa telepon Ichi saja!! Hati-hati ya!”
“Ah.. Baik...!”
Terdengar suara langkah kakinya dilorong apartemen. Ternyata dia pergi kalau malam. Kak Ichi bilang dia adik dari Daria-san. Kira-kira berapa ya umurnya? Dan lagi pekerjaan apa yang dilakukan di malam hari!? Jangan-jangan... Kuberanikan diri keluar dari kamar. Ruang apartemen disini cukup luas. Jadi kalau malam aku hanya sendirian di sini..
“Sepi sekali..” celotehku sendiri.
Sama sekali tidak pernah terpikir.. Tidak ada orang lain selain diriku dirumah. Dulu selalu ada Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, dan Kakak. Ternyata seperti ini rasanya sendirian di rumah.
Ups! Dari pada melamun, lebih baik kubereskan barang-barangku yang baru datang tadi sore. Tak lama kemudian handphone yang dipinjamkan Kak Ichi berdering. KRIIINGG!!
“Ah, Kak Ichi! Iya, sudah kurapikan. Eh?! Makan malam?! Aku ikut!! Asyik makan di restoran!?”
Ah! Aku belum menyalakan lampu ruang tengah. Aku pun keluar kamar, kucari tombol lampu. “Kak Ichi. Aku boleh tidak tinggal sendirian disini?! Aku takut kalau...”
Grak!!! Terdengar suara berisik dari beranda apartemen. Hal yang tidak pernah kurasakan hingga saat ini.. Kalau sendirian.. Keberanianku jadi menciut... Di beranda terlihat sosok bayangan. Dengan cepat aku masuk kedalam kamarku dan bersembunyi dibalik selimut.
Apa?! Suara apa itu!? Jangan-jangan ada pencuri!?
“Kak... Kak Ichi..!! To.. eh.. lho!? Handphoneku?” celotehku.
Bohong!! Jatuh di ruang tengah. Aku tidak bisa beritahu kak Ichi. Seluruh badanku gemetaran. Ah.. Aku tidak berani keluar. Dirumah ini.. Sekarang.. Aku Cuma sendiri. Takut.. Kupeluk bantalku, aku pun menangis hingga bantalku basah terkena air mataku. Tiba-tiba..
“DOK!!! DOK!! DOK!!” terdengar suara orang mengetuk pintu. Hentikan!! Pintu kamarku mulai terbuka. Lagi-lagi aku lupa menguncinya. Takut..! Aku takut!! Kuselimuti seluruh tubuhku dengan selimut.
“Kyaaaaa!!” teriakku.
“Kamu tidak apa-apa?”
Suara ini... Aku tidak pernah menyadarinya... Bila kita bisa menjadi kuat hanya dengan kehadiran seseorang... Dia adalah Yashiro Katana.
“Tadi aku ditelepon Ichi. Karena saat ini dia sedang gak di apartemen.. jadi aku diminta untuk melihat keadaanmu...” katanya.
Rasanya lega sekali... Aku pun menangis dan memeluknya. Lalu ia mengusap kepalaku dan berkata “Sudah.. Sudah... Yang penting kamu tidak apa-apa”. Sejak saat itu... Aku jatuh cinta padamu. Ketika wajah kami bertemu, ketika mendengar suaramu. Aku terus berdebar-debar. Dalam pelukannya aku merasa tenang.
“Ternyata Cuma selimut yang menyangkut di dahan pohon” katanya sambil mengambil selimut tersebut dari beranda.
“Ohh.. Ta.. Tapi tadi terlihat seperti orang!”
“Yang benar? Nanti aku akan suruh pemilik apartemen untuk memotong dahan pohon ini. Kenapa bisa tumbuh sampai keberanda sih! Cih!” katanya kesal.
“Maaf aku mengganggu pekerjaanmu. Aku tadi takut sekali.. Terima kasih ya” kataku tersipu malu.
Tanpa pikir panjang, aku tadi memeluknya. Pertama kalinya aku memeluk cowo selain Kak Ichi.. Badannya wangi. Wangi yang manis.
“Hei, apakah kita memang gak cocok?!” sahutnya.
“Eh?!”
“Maksudku.. Mungkinkah kita gak cocok tinggal dalam tempat yang sama!? Kamu juga baru tau tentang aku. Gimana ya... Sebagai pengganti Ichi...”
“Bukankah kamu gak suka? Habis mana mungkin bisa tiba-tiba tinggal dengan orang yang tidak dikenal...” kataku.
“Aku mengenalmu. Karena Ichi sering bercerita tentangmu!!”
“Tentangku?!”
“Ichi adalah orang yang baik. Dan Kakak juga terlihat bahagia ketika bersamanya. Sudah setahun aku tidak bertemu dengannya. Wajak Kakakku kini lebih cerah dan bahagia. Karena aku sering tidak ada dirumah ketika malam. Kakak tidak pernah memberitahuku jika ada sesuatu dan juga ia suka memakasakan diri. Untung ada Ichi yang terus bersamanya, dia tinggal dan bekerja di tempat yang sama dengan Kakakku. Lalu sebagai gantinya aku akan menjagamu baik-baik.. Begitulah... Apakah aku memang tidak bisa?!” katanya dengan suara yang lembut.
Kutatap wajahnya yang tersipu malu. “Bisa kok..” Kataku. Kurasa semua akan baik-baik saja.
“Baguslah!!” sahutnya dengan senyuman yang riang.
Deg!! Lagi-lagi aku berdebar-debar. Sepertinya kalau dengan orang ini.. Aku bisa tinggal bersamanya.
“Yuki... Kamu kenapa?!” teriak Kak Ichi yang langsung masuk kedalam ruangan.
“Hanya selimut dan pohon kok Ichi. Sepertinya adikmu cepat panik ya. Nah! Aku pergi kerja lagi ya!!”
“Eh?! Pohon? Dasar pohon nakal!! Sudah membuat Yuki ku ketakutan!!” teriak Kak Ichi di beranda.
“Maaf ya kak! Maaf Tanaka!” kataku sambil membungkukan badan.
“Tidak apa-apa. Panggil saja aku Shiro” katanya.
Hal yang kuinginkan ketika SMA adalah handphone, kebebasan dan.. dan...
“Terima kasih Shiro-kun” sahutku. Lalu ia menoleh ke arahku. Wajahnya sangat cakep. Aku terpesona.
Hal yang paling kuinginkan adalah pacar yang keren.
“Ah iya, ini nomor handphone dan alamat e-mailku. Jangan lupa kunci pintu dan jendela ketika sendirian di rumah. Hati-hati..” setelah menerima selembar kertas berisi nomor handphone dan alamat e-mailnya aku mengenggamnya. Rasanya senang sekali
Perjalananku yang mendebarkan selama SMA baru akan dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar