"Bagaimana ini.. Aku sudah berbohong" celotehku sendiri sambil memasuki apartemen tempat tinggalku dan mamaku.
Namaku Moe Tanaka, umurku 16 tahun duduk dibangku kelas 2 SMA. Ayah kandungku meninggal lima tahun yang lalu akibat penyakit.
"Aku pulang"
"Ah, Moe, selamat datang.." sambut mamaku ceria. "Dengarkan mama deh. Akhirnya mama dilamar!!"
"Fuh! Syukurlah.. selamat ya.." kataku dengan nada datar.
"Kok reaksimu hanya begitu saja?! Dia akan menjadi papa barumu!!" ujar mama dengan manja.
"Semoga bahagia deh" kataku cuek.
"Dan kau juga akan punya kakak baru!! Walau dia enggak tinggal bersama kita tapi dia sangat tampan lho, mama sampai kaget..."
"Haah" aku menghela nafas panjang, tak kudengar lagi kata-kata mamaku. Aku sudah berbohong didepan semuanya. Bagaimana ini?!.
Tadi siang dikelas saat pelajaran matematika aku dan teman-temanku sedang asyik mengobrol. Tiba-tiba mereka bertanya padaku tentang oacarku.
"Moe, apa kamu sudah memiliki pacar? Sepertinya tidak ya?"
"Ngg.. Ada kok!!" teriakku.
"Benarkah? seperti apa orangnya?" tanya yuka.
"Ngg... Dia itu dewasa, pintar, dan sangat mencintaiku" sahutku.
"Benar gak sih? ha ha ha" kata teman-temanku yang tidak percaya. mereka menertawakanku. aku jadi semakin panas.
"Sepertinya hanya bercanda ya?!"
"Moe kan kekanak-kanakkan. Mana mungkin punya pacar!!?" lanjut mereka tertawa.
"Kalian berpikir aku berbohong?! Kalau bertemu dengannya kalian akan terkejut..." sahutku.
"Kalau begitu kami ingin bertemu dengannya dong?!"
"Jangan bikin repot! ha ha ha ha" tawa mereka lagi.
Semua yang kukatakkan adalah bohong. Sebenarnya aku enggak mempunyai pacar. Tapi, aku sudah berjanji kepada mereka. Aku memang bodoh. Bagaimana ini?! Aku tak mungkin sempat mencari hari ini sebelum jam 4 sore, karena jam 4 sore aku dan teman-temanku sudah janjian untuk menemuinya didepan stasiun.
Sore hari di depan stasiun, waktu menunjukan pukul 4. Dengan gelisah dan bersimbah keringat aku ingin mengatakan yang sebenarnya kepada mereka. Tapi aku takut akan dijadikan bahan tertawaan.
"Moe.. Sudah waktunya. Mana pacarmu?!" tanya Chi.
"Dia selalu terlambat" jawabku terkejut.
"Hei, orang itu menuju kesini" sahut Yukka.
Ada seorang cowok dengan rambutnya yang berwarna silver, warnanya yang hijau membuatku terpaku menatapnya Kata-kataku waktu itu "kalau bertemu dengannya kalian pasti terkejut" Apakah mungkin...
"Maaf Moe, aku telat 5 menit" kata cowok itu.
Aku terkejut dan mematung. Hah?! Siapa dia?!
"Maaf ya aku selalu telat" katanya lagi.
"Enggak mungkin!! Dia benar-benar keren!!" sahut yukka.
"Kenapa dia bisa sama Moe?"
"Ayo kita kencan" sahutnya.
Ngomong apa dia?! Hei, aku enggak kenal orang ini!! Tapi kenapa dia mengenalku?! dan lagi...
"Maaf.. Kau siapa?! kenapa bisa kenal denganku?" bisikku ke cowok itu.
Lalu ia merangkul pundakku "Kau lupa dengan pacarmu sendiri?!" jawabnya.
masa dia juga tahu kebohonganku?!
"Kalau ketahuan, kau pasti kena masalah kan?! Seharuskan kau berterima kasih padaku dong!!" sambungnya.
Lalu ia menciumku, ini adalah ciuman pertamaku. Semua teman-temanku melihat kejadian ini. Mereka merasa menggangguku lalu mereka bergegas pulang.
Setelah teman-temanku pergi ia melepaskan pelukan dan ciumannya.
"Apa masih mau dilanjutkan?! Kau bisa berdiri?!" katanya.
Aku langsung terkejut dan mendorongnya.
"Apa yang sudah kau lakukan?! Kau sudah merebut ciuman pertamaku!! Kau pikir kau ini siapa?!
"Karena kalau aku tidak begitu. Semua akan ketahuankan?!" katanya menjelaskan.
Kenapa.. Kenapa dia tahu tentang aku?! Lalu ia menarik tanganku.
"Ayo!!" ajaknya.
"Enggak mau!! Lepaskan!" bentakku. Dia mau membawaku kemana? Genggaman tangannya kuat sekali. Aku.. tidak bisa lepaskan diri!!
"Kalau aku lepaskan, kau pasti akan kabur kan?!"
"Itu bukan urusanmu!!" bentakku lagi.
"Tidak akan kulepaskan. Aku akan membawamu ke tempat yang bagus" katanya.
Dalam kepalaku dipenuhi pikiran negatif. Dia seorang cowok yang kuat dan berbahaya. Tiba-tiba menciumku dimuka umum berarti dia cowok mesum. Jangan-jangan dia mau membawaku ke 'Love Hotel'. Tapi, aku terkejut. Ternyata ia membawaku...
"KE RUMAH?!" teriakku terkejut setelah melihat bangunan apartemen tempat tinggalku dan Mamaku.
"Aku sudah menunggu kalian lho. Maaf ya Rekka, aku memintamu menjemput Moe" kata Mamaku yang mengobrol dengan cowok asing itu dengan akrabnya.
"Begitu tahu tempatnya aku langsung melihatnya kok" balas cowok itu.
"Aku lupa bilang ke Moe tentang hari ini" lanjut Mamaku.
"Apakah Ayahku sudah disini?!"
"Belum datang. Hari ini Rekka tampan sekali ya"
'Mama?!" sahutku.
"Oh iya, Mama belum memperkenalkan pada Moe. Ini Rekka Seichirou"
Rekka?! Jadi dia putra dari pria yang akan Mama nikahi?! Orang tampan ini akan menjadi kakakku?! Enggak mungkin!!
"Ya sudah, tante masuk dulu sebentar ya" kata Mama lalu berjalan memasuki dapur.
"Ngg! Kok kamu bisa tahu aku ada dimana?! Padahal aku enggak bilang ke Mama?!" tanyaku.
"Bukankah kalian membicarakannya dikelasku Moe?!" jawabnya.
EH?! di kelasnya? Perasaan waktu aku membicarakannya waktu di pelajaran matematika kan?! Nama keluarganya Seichirou.. Benar!! Tidak mungkin!!
"Seichirou sensei!!" teriakku.
"Kau benar-benar tidak menyadarinya ya. Memangnya kau tidak pernah melihat wajah guru yang sedang mengajar?"
Hah?! Aku enggak ngerti, kalau disekolah beda sekali. Ia selalu menata rambutnya sehingga terlihat polos, matanya yang hijau ditutup dengan kacamata dan warna rambutnya yang hitam kelam, lalu bajunya yang rapi membuatnya terlihat seperti guru pada umumnya. Tapi penampilannya sekarang dengan baju kaos t-shirt, kemeja hitam polos, rambutnya yang berwarna silver dan matanya hijau emerald membuat penampilannya berbeda 360 derajat dari sebelumnya.
"Mama!! Kenapa enggak bilang padaku kalau dia guruku?!" sahutku.
"Eh, Mama belum bilang ya? Aduh Mama lupa!!"
"Tante membawa tas, memangnya mau kemana?" tanya Sichirou.
"Tadi ayahmu telepon, katanya dia tersesat. Makannya aku mau menjemputnya. Rekka tolong jaga Moe ya"
"Baiklah"
BLAM!! terdengar suara pintu tertutup. Aku yang sedang duduk di sofa ruang tengah hanya bisa terpaku melihat Seichirou. Bagaimana ini?! Kami hanya tinggal berdua saja. Seingatku ada yang bilang bahwa Seichirou si guru matematika iniadalah orang aneh dan mesum?! Padahal dia cukup tampan. Tapi dia berani mencium muridnya, berarti memang ada yang enggak beres dengannya!!
"Sekarang ayo kita lanjutkan lagi" ujarnya membuyarkan lamunanku.
Masih mau dilanjutkan? Melanjutkan apa?! Mau apa dia?! Dadaku berdegub dengan kencang. Ia raih tanganku lalu membawaku ke kamar...
*********************************************************************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar